Saturday, March 22, 2014

Pagar untuk Sang Kangguru






 Sebuah kebun binatang kedatangan oleh seekor kanguru. Petugas kebun binatang mengurung kanguru di tempat berumput yang telah dibatasi dengan pagar setinggi 1 meter.

Keesokan harinya, petugas mendapatkan bahwa kanguru berada di luar kandang yang berpagar tinggi itu. Dengan segera petugas menambahkan tinggi pagar pengurung sampai 2 meter, dan mengurung kanguru itu.

Di hari ketiga, petugas masih melihat kanguru tersebut melompat bebas di luar kandangnya. Kemudian ditambahnya ketinggian pagar sampai 3 meter, dan mengurung kangguru lagi.

Binatang di sebelah kandang kanguru adalah jerapah, dia bertanya kepada kanguru, �Menurut kamu, Berapa tinggi pagar seharusnya, agar petugas itu bisa mengurungmu di dalam kandang ini?�

Kanguru menjawab, �Susah ya untuk menjawabnya, bisa saja 5 meter, atau 10 meter, dan juga mungkin 100 meter
Jika petugas itu masih terus lupa untuk mengunci pintu kandangnya.�

# Jika tidak dapat mencari penyebab yang tepat dari suatu kegagalan, maka walaupun kita sangat berusaha keras, akan menjadi suatu usaha yang sia-sia.

Lesson from Abraham Lincoln


Dalam sebuah kampanye, seorang senator mengatakan pada Abraham Lincoln, ”Kalau Anda maju, ingatlah bahwa Anda hanyalah anak seorang tukang sepatu”.

Mendengar pernyataan itu, Lincoln hanya tersenyum. Ia maju ke atas mimbar dan memulai pidatonya yang singkat, ”Terima kasih sudah mengingatkan saya pada ayah saya yang sudah lama meninggal. Setahu saya, ayah sayalah yang membuat semua sepatu Anda sekalian. Jadi jika Anda sekalian mungkin merasa tidak cocok dengan sepatu yang Anda pakai sekarang, biarkan saya memperbaikinya”.

Mendengar perkataan Lincoln, seluruh hadirin bertepuk tangan meriah. Bahkan para lawan politiknya tersenyum dan menaruh simpati pada Lincoln.

Setelah mundur dari mimbar, seorang wartawan bertanya pada Lincoln,”Kenapa Anda membuat musuh Anda menjadi teman baik Anda?” Lincoln menjawab, “Itulah cara saya melenyapkan semua musuh saya. Dengan menjadikan mereka sebagai teman, saya tidak lagi mempunyai musuh”.

Dalam kehidupan kita sehari hari, kita mungkin tidak bisa lepas dari gesekan dengan orang lain. Gesekan itu mungkin terjadi karena banyak faktor, misalnya iri hati, persaingan, perbedaan pendapat dan prinsip hidup. Gesekan yang tidak disikapi dengan bijak akan berpeluang menjadi konflik. Ketika konflik berkembang, maka hubungan dengan sesama akan retak. Yang semula kawan bisa berubah menjadi lawan.

Jangan marah atau terbawa emosi dalam menanggapi berbagai kritik atau celaan yg menjatuhkan kita. Kasihilah orang yang telah menyakiti kita dengan ketulusan dan kerendahan hati. Jika kita mampu melakukannya, maka hidup kita akan menjadi indah dan selalu bahagia karena kita tidak memiliki musuh

"Surat Terbuka Putri Pilot Malaysia Airlines..." (Bagus Banget, Dibaca Yah)


Hilangnya pesawat milik Malaysia Airlines berkode penerbangan MH370, Sabtu (8/3/2014), telah menjadi topik yang mengguncang dunia. Bagi anak-anak pilot di maskapai Malaysia Airlines, guncangan yang dirasakan tak kalah besarnya.

Sebuah surat ditulis oleh Dr Nur Nadia Abd Rahim, menggambarkan guncangan tersebut, dimuat New Straits Times pada Senin (17/3/2014). Nur adalah putri Kapten Abd Rahim Harun, salah satu pilot maskapai Malaysia Airlines meski bukan pilot dari pesawat yang hilang itu.

Berikut ini adalah terjemahan bebas dari surat Nur tersebut.

Sopir Terbang

Catatan ini sudah terlambat dan seharusnya sudah kutulis lama sebelum ini, untuk memberitahu ayahku betapa bangganya aku pada dia.
Aku bangga dengan apa yang dia kerjakan, meskipun dia tak berada bersamaku selama setengah umurku.

Aku sangat menyesal karena malu memberitahu teman-temanku bahwa ayah adalah pilot. Pilot yang baik.
Aku sangat menyesal sekarang karena dulu memberitahu teman-temanku bahwa ayah hanyalah sopir.
Aku tak ingin tampil sebagai anak yang istimewa.
Kami hidup biasa-biasa saja.

Aku adalah bagian dari keluarga besar Malaysia Airlines.
Aku sudah terbang bersama mereka sejak aku bayi.
Perjalanan pertama favoritku bersama ayah, pilot favoritku, adalah ke Kota Kinabalu.
Rupanya aku disebut anak yang nakal (tapi menggemaskan?).
Meski demikian aku mencintai bandara dan penerbangan.

Ayahku, seperti halnya kapten pilot pesawat yang hilang, telah bekerja untuk Malaysia Airlines sejak lulus sekolah.
Kami sudah berulang kali mendesaknya pindah ke maskapai lain, tetapi dia menolak karena ingin berada dekat dengan keluarga, sesering mungkin.

Kami seharusnya bisa menikmati fasilitas yang ditawarkan - pendidikan gratis di sekolah, sekolah internasional, semua biaya hidup ditanggung, dan sopir yang mengantar kami ke mana-mana, bila dia menerima tawaran pekerjaan dari maskapai lain.
Itu adalah fasilitas yang banyak dicari pilot MAS.

Menjadi seorang putri pilot, kamu harus terbiasa hanya ke mana-mana bersama ibu saja, mulai dari hari pertama sekolah, penyerahan penghargaan dalam upacara sekolah, ajang olahraga, ulang tahun, bahkan hari raya.

Insiden terburuk adalah ketika ayah tak ada ketika rumah kami dirampok oleh tiga orang penjahat bertopeng.
Lebih daripada itu, ibu yang hamil 7 bulan pun harus mengatasi segalanya sendirian tanpa ayah.
Dia menolak menelepon ayah dan membuat ayah khawatir, sampai ayah kembali ke Kuala Lumpur keesokan harinya.

Ibuku memahami beban yang harus ayah tanggung di pundaknya, fokusnya saat terbang adalah tanggung jawab atas ratusan nyawa dan bukan cuma keluarganya di rumah.
Aku ingat sedang tersedak air mata ketika dosen Bahasa Inggris kami di perguruan tinggi menanyai kami satu per satu, "Apa yang paling Anda ingat tentang ayahmu?"

Aku berdiri dan menjawab, "Aku ingat bahwa ia tidak ada bersamaku dalam separuh umurku."
(Tapi) dia jelas bukan seorang ayah yang buruk. Dia hanya bekerja keras untuk menghidupi keluarga kami.

Kami sudah terbiasa menerima keadaan itu, terutama ketika orang bertanya kepada kami, "Ayah mana?" Aku akan menjawab mereka, "Entah, (dia) di suatu tempat di seluruh dunia. Tidak yakin. Harus memeriksa daftar itu."

Sepanjang hidupnya, kehadirannya ditentukan oleh selembar kertas yang dia bagikan kepada kami pada setiap awal bulan. Dia kadang-kadang akan kesal ketika aku bertanya kepadanya tentang lokasinya. Karena itu, aku harus memeriksa daftar terlebih dulu sebelum bertanya kepadanya.

Sebelum dia berangkat kerja, kami akan mengantar, melihat mobil penjemputnya datang dan membawanya pergi. Kadang-kadang pada dini hari, lain kali di tengah malam. Kami akan mengirimkan "salam" untuknya terlebih dahulu sebelum tidur.

Dan setiap kali dia pulang kerja, semua orang di rumah akan berdiri menyambut di depan pintu.
Aku tak menyadari betapa pentingnya ritual itu sampai terjadi insiden MH370.

Setiap kali ia berangkat kerja, ia bertanggung jawab untuk ratusan nyawa, bertanggung jawab menghubungkan keluarga untuk berkumpul lagi, bertanggung jawab membantu pengusaha membuat kesepakatan, bertanggung jawab mewujudkan impian berkelana para wisatawan.

Aku ingat sekali, seorang penumpang yang sangat tua dengan kursi roda menunggu Ayah untuk bertemu dengannya secara pribadi setelah penerbangan London - KL. Dia memberi Ayah jempol dan berkata, "Apakah kau Kapten? Kita mendarat sangat halus. Terima kasih!"
Diam-diam, aku tersenyum bangga mendengarnya.

Tetapi, jauh di lubuk hati, keluarga kami tahu setiap kali ia berangkat kerja selalu ada kemungkinan mendapatkan panggilan telepon yang menentukan itu, kemungkinan dia tidak pernah pulang ke rumah. Kami telah menerima itu sebagai bagian dari kehidupan kami, setiap hari.

Ia menjalani latihan keras untuk berada di posisinya sekarang.
Dia menjalani pemeriksaan kesehatan tahunan untuk memastikan apakah dia fit untuk terbang.
Dia menghadapi ujian, seperti anak sekolahan.
Buku manual penerbangannya setebal buku medisku.

Dia "OCD" (teliti, seperti istilah orang-orang) seperti yang Anda inginkan ada pada setiap pilot sebelum penerbangan Anda, memastikan semuanya tepat.
Bahkan soal ketepatan waktu, bukan karena terlambat satu menit atau akan datang beberapa menit lebih awal ketika mengatakan akan sampai di suatu tempat dalam waktu tertentu. "Aku akan sampai di sana tujuh menit lagi. Bersiaplah...."

Surat ini adalah potongan kehidupan keluarga awak kabin.
Kru kabin banyak berkorban hanya supaya mereka bisa membantu dunia terhubung dari titik A ke titik B.

Mari kita dukung keluarga terkait penerbangan MH370 dengan dukungan dan doa.
Sebelum Anda menghakimi, mengacungkan jari tengah, atau menyebarkan teori dan spekulasi, ingat bahwa Anda tak hanya menyakiti keluarga awak kabin dari pesawat yang hilang itu, tetapi juga menyakiti perasaan kami sebagai keluarga besar MAS.

Di mana pun kau berada, MH370, kami berdoa kau kembali.


Sumber: http://internasional.kompas.com/read/2014/03/19/0846511/Surat.Terbuka.Putri.Pilot.Malaysia.Airlines

"7 Kunci Menjadi Orang Yang Bahagia Seumur Hidup"


Kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa diciptakan, bukan hanya diperoleh instant. Dan mereka yang berbahagia adalah orang-orang yang tidak hanya duduk menunggu, tetapi mereka yang mau belajar dan berusaha meraih kebahagiaan itu sendiri.

Kadang terbersit di benak, bahwa harus ada uang terlebih dahulu untuk menjadi bahagia. Nyatanya, sebagian kebahagiaan memang bisa dibeli dengan uang, sebagian besar lainnya TIDAK. Apabila Anda ingin menjadi orang yang bahagia sepanjang hidup, inilah yang harus Anda lakukan.

1. Tidak pernah menghindari masalah
Orang yang bahagia tidak pernah sembunyi atau menghindar dari masalah. Mereka selalu mencari jalan keluar demi menyelesaikan masalah tersebut. Mungkin terkadang permasalahannya terlampau sulit, sampai-sampai tak bisa berdiri tegak kembali, dan terpaksa harus merangkak untuk menyelesaikannya. Namun, hanya dengan cara itulah, pada akhirnya solusi dapat ditemukan dengan efektif, dan perlahan masalah menghilang dalam atmosfer kerja keras tersebut.

2. Tidak usil akan urusan orang lain
Orang yang bahagia bukan orang yang usil mengurusi masalah orang lain. Mereka peduli, bersimpati, berempati, namun tidak akan usil mengurusi masalah dan mencampurinya. Tidak mudah menghakimi, dan akan menjadi pendengar yang setia, yang bersedia berbagi pikiran.
Umumnya mereka juga tidak berpikir negatif, sehingga tetap menjaga ketenangan pikiran dengan mengontrol diri sendiri.

3. Kebahagiaan mereka tidak bergantung pada orang lain
Orang yang bahagia, tidak pernah bersandar sepenuhnya pada orang lain. Kebahagiaannya diciptakan, bukan bergantung pada orang lain. Mereka tidak membutuhkan izin dari orang lain untuk bahagia, karena mereka yang memilih kebahagiaan itu sendiri.
Bahkan dalam kekurangan, dalam ketidaksempurnaan, bahagia itu bisa kapan saja tercipta. Tidak di dalam kelimpahan harta, tidak di dalam kemewahan hidup, dan mungkin dalam kesederhanaan saja.

4. Mereka menjauhi orang-orang yang selalu berpikiran negatif
Sangatlah penting tetap menjaga diri di lingkungan orang yang berpikiran positif. Manfaatnya banyak, karena akan membuat diri menjadi lebih seimbang dan tidak mudah terseret dalam hal-hal negatif.
Anda akan merasakan manfaatnya ketika berada di lingkungan positif di mana ada kreativitas, semangat, ambisi, dan kenyamanan di setiap langkah Anda.

5. Memaafkan dan melupakan
Orang yang bahagia menjalani hidup dengan memaafkan kesalahan orang lain, dan kemudian melupakannya. Mereka tidak membiarkan kesalahan tersebut mengakar di dalam hati dan menjadi dendam yang sama sekali tak akan pernah ada habisnya. Kemarahan yang muncul berkat sebuah kesalahpahaman atau perselisihan, lambat laun lenyap tanpa harus mengganggu masa depan dan menimbulkan rasa khawatir.

6. Tidak mengurusi masalah pribadi orang lain
Mereka punya banyak teman, tetapi tidak akan repot-repot mengurusi masalah pribadi orang lain. Hidup akan terasa lebih damai karena pertemanan menjadi sebuah hubungan yang sangat murni dan menyenangkan. Tanpa bingung soal masalah pribadi, hubungan pertemanan bisa menjadi lebih netral.

7. Mereka tidak pernah membalas
Orang yang bahagia tak pernah berpikir untuk membalas luka atau sakit hati yang ditimbulkan orang lain. Seperti poin di atas tadi, mereka akan memaafkan dan melupakan, seolah-olah hal itu tidak pernah terjadi, dan tak pernah membebani diri.

Terkadang memang membutuhkan waktu yang lama untuk melakukannya. Tetapi, hal ini bukanlah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan.

Untuk menjadi orang yang bahagia, Anda harus bisa move on. Melupakan segala masa lalu yang menghantui dan menyakiti hati. Jadi, apakah Anda akan membebaskan diri dari semua masalah, dendam, sakit hati dan menyambut kebahagiaan Anda sendiri? Ini adalah pilihan Anda.