Chase the vision, not the money; the money will end up following you. –Tony Hsieh, Zappos CEO
Filsuf Denmark, Soren Kierkegaard menceritakan tentang sekelompok pencuri yang masuk ke sebuah toko perhiasan. Mereka tidak mencuri apapun, tetapi menukar-nukarkan label harga. Esoknya, perhiasan yang sangat mahal dijual dengan harga obral, dan perhiasan murahan dijual dengan harga selangit. Bukankah di zaman ini kita hidup seperti itu juga? Harga sesuatu dikacaukan dengan nilainya.
Orang dihargai tinggi sesuai dengan penampilan mereka, bukan nilai karakternya. Calon bayi yang diduga cacat bisa diaborsi karena harga yang harus dibayar oleh orang tua untuk merawat bayi itu di masa mendatang sangat besar. Tetapi tidak dilihat nilai intrinsik yang tertanam dalam sebuah nyawa ciptaan Tuhan. Orang dianggap terpandang bila bisa masuk daftar 100 orang terkaya, tidak peduli nilai-nilai apa yang ia langgar untuk mendapatkan status itu. Mereka yang naik Porsche dihargai lebih tinggi dan dianggap lebih berbahagia hidupnya dari pada mereka yang naik kendaraan umum, padahal belum tentu demikian.
Jangan bingung antara harga dan nilai. Harga adalah sederet angka yang ditetapkan oleh masyarakat. Tetapi nilai adalah sesuatu yang ditanamkan dari awalnya, dan yang harus cari dalam hidup kita. Uang, jabatan, kekuasaan memang berharga. Tetapi suka cita, belas kasihan, kebaikan hati, kejujuran, kesetiaan, pernikahan yang bahagia, karakter yang agung, jauh lebih bernilai. Tidak perlu mengejar label harga Anda, tetapi jadilah seseorang yang bernilai tinggi di hadapan sesama. Nilai lebih penting dari harga.
SAAT INI ORANG TAHU HARGA SEMUA HAL, TETAPI TIDAK TAHU NILAI APAPUN JUGA (Oscar Wilde)
No comments:
Post a Comment