Saturday, March 22, 2014
Lesson from Abraham Lincoln
Dalam sebuah kampanye, seorang senator mengatakan pada Abraham Lincoln, ”Kalau Anda maju, ingatlah bahwa Anda hanyalah anak seorang tukang sepatu”.
Mendengar pernyataan itu, Lincoln hanya tersenyum. Ia maju ke atas mimbar dan memulai pidatonya yang singkat, ”Terima kasih sudah mengingatkan saya pada ayah saya yang sudah lama meninggal. Setahu saya, ayah sayalah yang membuat semua sepatu Anda sekalian. Jadi jika Anda sekalian mungkin merasa tidak cocok dengan sepatu yang Anda pakai sekarang, biarkan saya memperbaikinya”.
Mendengar perkataan Lincoln, seluruh hadirin bertepuk tangan meriah. Bahkan para lawan politiknya tersenyum dan menaruh simpati pada Lincoln.
Setelah mundur dari mimbar, seorang wartawan bertanya pada Lincoln,”Kenapa Anda membuat musuh Anda menjadi teman baik Anda?” Lincoln menjawab, “Itulah cara saya melenyapkan semua musuh saya. Dengan menjadikan mereka sebagai teman, saya tidak lagi mempunyai musuh”.
Dalam kehidupan kita sehari hari, kita mungkin tidak bisa lepas dari gesekan dengan orang lain. Gesekan itu mungkin terjadi karena banyak faktor, misalnya iri hati, persaingan, perbedaan pendapat dan prinsip hidup. Gesekan yang tidak disikapi dengan bijak akan berpeluang menjadi konflik. Ketika konflik berkembang, maka hubungan dengan sesama akan retak. Yang semula kawan bisa berubah menjadi lawan.
Jangan marah atau terbawa emosi dalam menanggapi berbagai kritik atau celaan yg menjatuhkan kita. Kasihilah orang yang telah menyakiti kita dengan ketulusan dan kerendahan hati. Jika kita mampu melakukannya, maka hidup kita akan menjadi indah dan selalu bahagia karena kita tidak memiliki musuh
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment